Karena dia terus mengeluh, maka aku menyuruhnya untuk mencari asisten baru untuk membantunya. Ranny sangat gembira karena aku mengijinkannya mencari asisten, tentu saja dia tak akan lupa dengan pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan aku baik pekerjaannya maupun sexnya. Ranny hanya tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Aku juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk mendapatkan sekretaris yang sehebat Ranny luar dalam, karena aku berani membayar sangat mahal untuk pelayanan mereka, namun yang menarik bagiku adalah kesempatan untuk menguji mereka secara langsung. Karena disinilah selera petualanganku akan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.
Setelah melalui screening yang ketat oleh personalia, Ranny akhirnya menyetujui 6 calon asisten yang untuk itu dimintanya aku untuk menguji langsung mereka itu. Ranny terus-menerus tersenyum ketika ia menceritakan betapa cantiknya para calon sekretaris yang melamar dan pasti aku akan bingung untuk memilihnya. Akupun hanya tertawa karena aku yakin pikiran Ranny sudah ngeres saja. Dalam hati aku sudah tak sabar menunggu jam makan siang, karena setelah itu para calon pegawaiku ini akan menghadapku
Ketika aku kembali dari makan siang, kulihat diruang tunggu sudah berderet duduk beberapa gadis yang rata-rata berdandan rapi. Dari pandangan pertama aku mengakui bahwa mereka rata-rata cantik hanya saja kelihatannya kalau umurnya masih muda. Mereka semua memandangku dengan penuh harap sambil berusaha menunjukkan senyum yang terindah, aku membalas senyum mereka dan langsung masuk ke ruanganku. Ranny yang sudah menunggu aku langsung mendatangiku dan menanyakan apakah aku sudah siap untuk mulai wawancara.
Aku mengangguk namun kusempatkan untuk bertanya pada Ranny, apakah semuanya masih perawan, Ranny menjawab bahwa perasaan dia ada dua yang masih perawan yaitu yang namanya Indah dan Ratih, kalau yang lainnya kelihatannya sudah punya pengalaman. Yang pertama masuk seorang gadis memakai rok ketat berwarna biru tua, wajahnya cantik dengan tubuh yang tinggi langsing. Dengan penuh hormat ia menjabat tanganku dan duduk didepanku sambil menyerahkan berkas wawancara dari staffku sebelumnya. Kubaca namanya adalah Nancy ia lulusan Akademi Sekretaris yang terkenal di kota Bandung umurnya baru 21 tahun.Setelah mengetahui jati dirinya aku menutup map itu dan memandangnya tajam.
Nancy menatap pandanganku dengan berani meskipun tetap sopan. Aku langsung menanyainya dengan beberapa hal yang umum mengenai kemampuannya, sementara mataku dengan teliti memandang wajah serta badannya. Aku kurang suka dengan Nancy ini karena badannya terlalu langsing meskipun susunya kelihatan cukup montok untuk badan selangsing dia itu. Setelah dia tak begitu canggung berbicara denganku, aku mulai memasang jebakanku, kutawari dia untuk merokok, Nancy kaget mendengar tawaranku itu, dengan ragu-ragu ia memandangku. ketika kukatakan bahwa kalau dia memang biasa merokok boleh saja merokok agar bisa lebih santai berbicara, barulah ia berani mengambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.
Ketika kutanyakan apakah dia berkebaratan kalau aku bertanya hal hal yang bersifat pribadi, dia langsung menggelengkan kepalanya tanda tak keberatan. Aku tersenyum sambil membetulkan dudukku. Apakah Nancy sudah punya pacar?, Nancy tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Apakah pacar Nancy juga tinggal di Bandung?. Tidak Pak, pacar saya ada di Jakarta. Oh, makanya Nancy kepengen kerja di Jakarta ya? Nancy lagi-lagi mengangguk dan tersenyum manis. Apakah ini pacar Nancy yang pertama ataukah sebelumnya sudah sering berpacaran? Sering Pak, tetapi semuanya sudah putus karena tak cocok!.
Aku tersenyum dan bertanya lagi, Selama berpacaran, apa saja yang dilakukan oleh Nancy?. Maksud Bapak bagaimana ya?, Nancy balas bertanya. Maksud Bapak, apakah hanya sekedar omong-omong, atau dengan tindakan tindakan lain!Nancy terdiam dan hanya tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terarah itu. Sebagai seorang sekretaris, Nancy harus bisa menyimpan rahasia perusahaan secara maksimal, maka bagi Bapak, kalau Nancy bisa berkata jujur mengenai diri Nancy, berarti juga Nancy bisa dipercaya untuk memegang rahasia perusahaan!.
Mendengar itu Nancy baru berani menjawab, Ya kadang kadang omong-omong, kadang-kadang juga yang lainnya Pak!. Yang lainnya bagaimana? kejarku, Nancy tak menjawab tetapi hanya senyum saja. Apa berciuman? Nancy mengangguk. Apakah pacar Nancy suka meremas-remas buah dada Nancy? dengan wajah sedikit malu Nancy mengangguk. Sekarang coba jujur pada Bapak ya, apakah Nancy pernah berhubungan seks?, dengan wajah yang makin merah Nancy menganggukkan kepalanya.
Kukejar lagi dengan pertanyaan, Sudah dengan berapa pria Nancy berhubungan seks? Nancy menjawab, Empat orang Pak!Aku tidak terlalu terkejut dengan pengakuan Nancy ini, tetapi karena aku tak terlalu tertarik dengan Nancy, maka aku tidak berusaha untuk mengajaknya untuk main, aku hanya ingin mengetahui keadaan Nancy luar dalam dan nantinya memberi dia duit agar supaya kalau tokh dia tidak kuterima maka aku tidak dituntutnya macam-macam.
Dari laci mejaku kukeluarkan sebendel uang limapuluh ribuan senilai 5 juta rupiah, aku berkata kepada Nancy, bahwa aku ingin melihat dia membuka pakaiannya agar aku dapat lebih mengenal dia secara nyata, untuk itu akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang ada di depannya itu. Kalau nanti dia diterima, maka uang itu tetap menjadi miliknya, sedangkan kalau tidak maka uang itu sebagai hadiah dariku. Nancy ternganga mendengar perintahku yang tak pernah didengarnya itu, tetapi ia benar-benar siap untuk apapun rupanya. Dengan agak gemetar ia berdiri dan mulai membuka pakaiannya satu persatu, aku hanya duduk saja di depannya.
Seperti yang kuduga buah dada Nancy cukup montok untuk badan ceking seperti itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa bulu selembarpun, ketika BH-nya dilepas, tampaklah buah dadanya yang kelihatannya sudah agak mengendur dan penuh dengan kecupan merah. Dari situ aku yakin kalau Nancy ini doyan main! Ketika Nancy membuka rok dan sekaligus celana dalamnya, penisku agak tegang juga, karena selangkangan Nancy ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Setelah telanjang, Nancy berdiri mematung di depanku sambil tersenyum dan menunduk. Aku berdiri mendekati dia dan menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu juga dengan pantatnya, ketika kuraba bulu vaginanya, Nancy merangkulku seperti orang yang kaget.
Aku diam saja, hanya jariku yang mulai menyelinap di antara celah pahanya mencari liang vaginanya. Nancy mengerang ketika jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa berkata apa-apa. Aku merasa semuanya sudah cukup, maka aku kembali duduk di kursiku dan kusuruh dia kembali, Skorbet99.com – Master Judi Online Terpercaya dengan Minimal Deposit dan Withdraw Rp. 10.000,- berpakaian.Setelah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih dan kuminta Na cy menunggu kabar dari personalia. Nancy juga mengucapkan terima kasih dan meninggalkanku. Setelah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina dan Ratih yang perkiraan Ranny masih perawan.
Meity, Retno maupun Rina semuanya juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap kali mereka telanjang bulat di depanku, semuanya berbadan bagus dengan susu yang montok, benar-benar berat bagiku untuk menahan diri menghadapi vagina yang masih muda dan segar seperti milik mereka itu. Ketika Rina telanjang di depanku aku tak tahan untuk tak menciumi vaginanya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya sampai Rina merintih-rintih, begitu juga dengan Retno yang sempat merasakan tusukan penisku meskipun hanya sampai dasar dan segera kucabut kembali.
Ratih yang diduga Ranny perawan ternyata juga sudah tak perawan, justru cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main tetapi aku ragu-ragu karena aku hanya mau main dengan calon pegawai yang betul-betul akan kuterima saja, yang lainnya cukup main-main saja.Kesabaran dan ketahananku akhirnya berbuah juga, ketika calon sekretarisku yang bernama dewi masuk, aku merasakan kalau inilah cewek yang tepat untuk mendampingi Ranny sebagai sekretaris, mataku dengan tak sungkan-sungkan melahap wajah dan tubuh dewi yang tinggi besar itu. Wajahnya cantik dengan tipe Jawa, hidungnya mancung dan kulitnya putih, bibirnya sangat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapisi jas berwarna biru tua, sepintas aku dapat melihat lekuk buah dadanya yang dalam menandakan kalau buah dada pemiliknya montok.
Dari penampilannya, sepertinya cewek yang satu ini alim, tetapi aku yakin kalau sebenarnya dia ini super hot dan sangat sesuai dengan seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tidak membuat dia rikuh, malah dia tersenyum manja waktu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk dan hangat sekali, begitu juga dengan suaranya yang agak bernada bass itu. Semuanya sangat memuaskan seleraku, hanya sekarang tergantung bagaimana aku dapat mengolah agar dia dapat aku sikat dan selanjutnya akan kupakai untuk membantu Ranny.
Pikiranku sudah membayangkan kalau mereka berdua aku sikat sekaligus diruang ini, pasti asyik.Setelah berbasa basi dengan menanyakan beberapa hal yang sifatnya formil, aku mulai menanyakan hal hal yang sensitif, karena begitu bernafsu akau merasakan kalau suaraku agak gemetar, tetapi justru yang kulihat dewi malah tersenyum melihat gayaku itu.dewi keberatan nggak kalau saya tanya hal hal yang sifatnya pribadi, karena sebagai tangan kanan Bapak, tentunya Bapak juga ingin tahu hal hal seperti itu. Tentu saja boleh Pak, silakan Bapak tanya apa saja!, Aku menelan ludah mendengar jawaban dewi yang menantang itu. dewi tingginya berapa ya?. Seratus tujuh puluh enam senti Pak. Berapa ukuran vital dewi?. Dada 36, pinggang 30, pinggul 38, Aku tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, dewi juga menyeringai melihat aku tersenyum itu. Masak dada dewi sebesar itu, kelihatannya kok nggak ya!. Benar kok Pak, dewi nggak bohong, jawabnya mengajuk. Coba dewi buka jasnya, biar Bapak bisa melihat lebih jelas!.Tanpa ragu-ragu dewi berdiri dan melepas jasnya, ternyata Blouse dewi tak berlengan sehingga aku dapat melihat lengannya yang putih mulus itu.
Memang setelah dewi hanya memakai blouse, baru kelihatan kalau susunya memang besar. Ketika kusuruh dewi mengangkat lengannya, kelihatan juga kalau ketiaknya penuh bulu yang sangat aku sukai. Aku makin bernafsu melihat tubuh dewi yang sip ini, tetapi aku masih harus berusaha agar dewi benar benar dapat kutiduri, karenanya aku masih harus terus berusaha. Apakah dewi pernah melihat blue film?. Pernah Pak. Sering?. Sering. Coba ceritakan pada Bapak apa yang kamu sukai kalau nonton blue film itu!dewi pertamanya agak ragu untuk menjawab, tetapi akhirnya keluar juga jawabannya. dewi senang kalau mereka melakukan adegan pemanasan, dan juga melihat mimik muka ceweknya kalau puas! Aku rasanya sudah tak tahan lagi ingin menubruk dewi, tetapi aku masih menahan diri.
dewi, coba ya behanya dilepas, Bapak ingin melihat buah dada dewi!. Apa blousenya juga dilepas Pak?. Terserah!.Kembali dewi berdiri, dia dengan tenang membuka blousenya serta kemudian melepas pengait behanya.
Benar-benar fantastis payudara dewi, besar, montok, putih namun sedikit kendor. Aku sejenak terpana memandangnya, tetapi aku langsung dapat menguasai diriku dan berdiri dan berjalan memutari mejaku mendekati dewi. Tanpa ragu kedua tanganku langsung meremas payudara dewi dengan lembut. dewi hanya diam saja, merasakan empuknya payuadara dewi aku tahu kalau dia sudah tidak gadis lagi. Remasan tanganku ke payudara dewi menyebabkan puting susunya mulai mengeras, aku menyelusupkan tanganku ke ketiaknya dan mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu dan tanpa sadar aku sudah menciuminya.
Saat itulah dewi mulai mendesah kegelian, aku terus menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh karena deodorant itu untuk kemudian ciumanku mulai mengarah keputing susunya. dewi dengan agak berbisik berkata, Pak, nanti ada yang melihat lho, dewi takut!, Aku mana peduli dengan semua itu. Justru sambil mengulum puting susunya aku mulai melepaskan rok yang dipakainya. Dengan mudah kulepaskan rok bawah dewi demikian juga dengan celana dalamnya, ketika kuraba selangkangan dewi dapat kurasakan ketebalan bulu vaginanya di telapak tanganku, ketika jariku menyelinap ke dalam vaginanya. dewi makin menggelinjang dan meremas pundakku tanpa bersuara sedikitpun. Karena aku tahu waktuku hanya sebentar, maka aku menghentikan ciumanku dan mulai melepasi pakaianku sendiri. dewi hanya berdiri saja melihat aku melepaskan semua pakaianku itu, matanya terbeliak ketika kulepas celana dalamku sehingga penisku tersembul keluar.
Dengan terbata-bata ia berkata Pak saya takut Pak, punya Bapak besar sekali, nanti nggak cukup lho Pak, saya baru beberapa kali bersetubuh! Aku berbisik agar ia tak takut karena aku akan hati hati dan kujamin dia tak merasa sakit.Kubaringkan dewi di sofa yang ada di kantorku, dan aku kembali ke mejaku. Skorbet99.com – Agen Resmi Piala Dunia 2014. Tanpa diketahui dewi aku memejet interkom untuk memanggil Ranny, Ranny yang telah mengerti dengan kode dari aku segera masuk ke ruanganku dengan tenangnya. Tetapi lain dengan dewi yang langsung meloncat kaget dengan wajah pucat pasi dan kebingungan mencari penutup tubuh.dewi nggak usah takut, tokh nanti kalau kamu kerja juga bersama dengan Mbak Ranny, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Ranny ya?., dewi hanya diam saja dengan wajah merah menatap Ranny yang tersenyum manis kepadanya.
Ketika kutanyakan dimana kondom yang kubutuhkan, Ranny mengeluarkannya dari saku dan membukanya untuk kemudian dengan berjongkok ia memasangnya di penisku yang sudah berdiri kaku itu, karena memang tujuannya agar supaya dewi tidak rikuh dengan dirinya, Ranny secara sengaja mengulum penisku dulu sebelum memasang kondom bahkan dengan demonstratif ia menelan seluruh penisku hingga tinggal pelirku saja. dewi memandang semua itu dengan wajah merah padam, entah karena malu atau karena nafsunya yang sudah naik.
Yang pasti ia diam saja ketika Ranny duduk di atas meja kerjaku sementara aku mendekatinya, kurenggangkan kaki dewi sehingga vaginanya kelihatan merekah merah tua.Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir vagina dewi, dewi langsung mendesah dan mendorong kepalaku, aku diam saja malahan kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, dewi merintih rintih kegelian, tanganku tak tinggal diam juga ikut meremas remas susunya yang montok itu. dewi dengan gemetar meraih penisku dan diremasnya penisku dengan gemas sekali. Aku juga kasihan melihat dewi yang demikian kebingungan karena merasakan kegelian yang luar biasa itu, tetapi tujuanku sebenarnya agar dia tak terlalu merasa sakit bila penisku yang gede itu menembus vaginanya.
Langsung saja aku mengarahkan penisku ke liang vaginanya yang sudah basah kuyup dan merekah itu, ketika kulihat ujungnya sudah terselip diantara bibir vagina dewi, pelan-pelan kutekan masuk. dewi menggigit bibirnya sementara tangannya memegang pantatku entah mau menahan atau malahan mendorong, yang pasti penisku dengan pelan berhasil juga masuk seluruhnya ke dalam liang vaginanya. Vagina dewi terasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit penisku membuat aku menggigit bibir karena enaknya. Tetapi seperti yang kuduga, dewi kurang berpengalaman dalam persetubuhan, karena meskipun penisku sudah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan menutup matanya.Aku berbisik di telinganya agar dewi juga menggerakkan pantatnya, tetapi dewi tetap diam saja.
Gerakan penisku naik turun membuat vagina dewi bertambah basah dan becek, aku benar-benar kecewa dengan vagina dewi ini, rasanya aku kepengen mencabut penisku dan berpindah ke vagina Ranny yang pasti lebih pulen dibanding punya dewi itu, tetapi aku tak mau melukai perasaan dewi. Dengan agak tergesa-gesa aku mempercepat genjotanku agar aku segera mencapai puncak kenikmatanku, tetapi dasar masih belum berpengalaman, tiba-tiba saja dewi merintih keras, sementara kurasakan vaginanya mengejang.
Rupanya dewi sudah mencapai puncak kepuasannya, badannya berkeringat dan kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan beberapa sentakan lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Begitu rasa geli mulai hilang dari ujung penisku, aku segera mencabut penisku dan kusuruh Ranny mengajak dewi untuk keluar dari ruanganku. Ranny tersenyum melihatku, ia tahu bahwa aku kurang puas dengan permainan dewi, pasti nantinya Ranny harus bekerja keras untuk mendidik dewi agar tahu seleraku dalam bermain main! Kuingatkan Ranny agar tak lupa memberi dewi uang serta memanggilnya lagi untuk masuk kerja.
0 Response to "Cerita Dewasa Interview dengan Seks calon Sekretaris Baru"
Posting Komentar